Jupp Heynckes akan bergabung dengan Ferguson dan Beckham dalam masa pensiun nanti. Dan seperti dua ikon sepakbola tersebut, Heynckes akan menutup dengan penuh emosional dan kemenangan.
Pastinya, pria yang berhasil menumbangkan Barcelona, mencuri tempat dari Dortmund dan membawa Die Roten tiga kali tampil di Liga Champions, akan menantang semua taruhan untuk membawa pulang trofi Liga Champions.
Tidak, Heynckes tidak akan mampu untuk melempar handuk putih, setelah 34 tahun dari masa kepelatihannya di klub seperti Real Madrid, Benfica, Schalke, Leverkusen, Monchengladbach, Athletic Bilbao, Frankfurt, Tenerife dan sekarang ini Bayern Munich. Pelatih veteran ini mempunyai segudang pengalaman di bawah dirinya untuk dengan mudahnya mengamankan mahkota juara.
Apa yang disebutkan di atas adalah bukti di mana kerja dengan Bayern Munich sangatlah luar biasa, dengan Ribery dan Robben, mampu membuat rekan-rekan setimnya tampil bersinar. Di bawah arahan Heynckes sepertinya terjadi tradisi tragis dari memprioritaskan diri sendiri menjadi prioritas tim.
Memang, kerjasama yang ditampilkan Bayern Munich sangat baik. Penampilan skuad sangatlah gemilang, meski Badstuber dan Kroos sedang cedera, membuktikan bahwa performa skuad sangat impresif dan memiliki barisan pemain yang kuat.
Di laga final Liga Champions nanti, berharap bisa melihat Bayern Munich bisa melesakkan kemampuan tembakan jauh dan memaksimalkan kesempatan gol yang datang melalui serangan mereka. Tentu saja, yakin atas dengan kekuatan pertahanan, yang turut menyempurnakan pengaturan permainan akan bisa dijalankankan.
Heynckes akan segera pergi. Tetapi era Bayern Munich yang dibentuk dan dibuat oleh Heynckes, masih akan dimulai.
No comments:
Post a Comment