Sebagian besar warga Brazil menilai bahwa Piala Dunia merupakan ajang yang berbudget terlalu tinggi. Demontrasi yang terjadi hingga sekarang membuktikan bahwa banyak yang mengecam pelaksanaannya, menyebutkan bahwa budget tinggi yang diperlukan untuk ajang ini merupakan faktor yang merugikan kesejahteraan negara tersebut, mengingat tingkat kemiskinan Brazil masih relatif tinggi.
Untuk mengakomodasi persyaratan menjadi tuan rumah Piala Dunia, pemerintah Brazil harus merenovasi stadion-stadion yang harus menghabiskan dana hingga milyaran dollar. Hal ini dinilai tidak pantas mengingat tingkat kemiskinan warganegara Brazil masih tinggi, di mana mereka lebih memerlukan perawatan kesehatan yang berkualitas, pendidikan, transportasi dan penghidupan yang lebih layak. Keributan ini memicu para penegak hukum dan Kongres melakukan investigasi gabungan untuk proyek skala besar tersebut, apakah nilai budget yang disebutkan tersebut memang benar atau apakah ada kemungkinan terjadi tindak korupsi di dalamnya.
Berdasarkan laporan yang diberitakan Reuters, kemarahan publik sebenarnya ditujukan kepada golongan politik, di mana sebagian warganegaranya menganggap banyak terjadi korupsi di dalamnya.
Keributan ini sebenarnya sudah terjadi sejak Piala Konfederasi, sebuah turnamen yang diadakan sebagai bentuk persiapan menuju Piala Dunia. Kebutuhan untuk memperbaiki layanan publik dinilai lebih diperlukan daripada pengadaan acara yang mahal seperti Piala Dunia dan Rio de Janeiro Olympic Games pada 2016 mendatang. Inilah yang menjadi dasar pemicu aksi protes tersebut.
“Untuk meredam aksi protes, Kongres harus mengubah sikapnya dan membuka investigasi yang diminta oleh warganegaranya,” ujar Senator Alvaro Dias sebagai tokoh partai oposisi PSDB, yang menjadi organisasi pertama yang menuntut diadakan penyelidikan ini.
No comments:
Post a Comment